idr clickit

Minggu, 29 Agustus 2010

Ibu Baca Ini Dulu Sebelum Kau Aborsi Anakmu Ini

Melihat laporan jurnal kesehatan beberapa waktu lalu menyebutkan angka aborsi yang sangat tinggi dan memprihatinkan kita semua, dikutip ruanghati.com dari kantor berita Antara, angka aborsi tahun lalu pertahunnya mencapai hingga 2,5 kasus. Bayangkan 2,5 juta bakal manusia di hilangkan nyawanya, kesempatannya untuk menghirup udara segar menjadi manusia seutuhnya. Mengenaskan karena justru orang tua merkalah yang tidak menginginkan kehadiran buah hati mungil tersebut.

Mereka berhak untuk hidup, kenapa kau hilangkan haknya

Mereka berhak untuk hidup, kenapa kau hilangkan haknya

Lihat jutaan pasangan yang lama tidak dikaruniakan keturunan sangat merindukan buah hati hadir disisi mereka, disisi lain justru mereka yang oleh Tuhan dikaruniakan keturunan tega mematikan dan membunuh darah dagingnya sendiri. Semoga kita terhindar dari kekejian ini.

Wahai para ibu coba kau renungkan suara merdu nan polos dari dalam perutmu, mereka bersuara menyampaikan pesan ini untukmu, dengarkanlah ungkapan buah hatimu ini, darah dagingmu ini bunda tersayang, senandung mereka disuarakan waktu ke waktu,mari bunda kita renungkan.

di bulan pertama

Wahai Bunda, Aku memang hanya 3/4 inci saja panjangnya,tp aku sdh punya seluruh organ tubuh.
Aku suka suaramu.
Setiap kali aku mendengarnya,aku pasti menggerakkan tangan dan kakiku.
Suara detak jantungmu adalah lagu kesukaanku.

di bulan kedua

Duhai Ibuku tersayang, Hari ini aku belajar mengisap jariku, bila kamu bisa melihatku, Ibu pasti tau kalau aku adalah bayimu.
Aku memang blm cukup besar utk hidup diluar. Betapa nyaman dan hangat didalam sini, ibu.

di bulan ketiga

Tahukah bunda tentang nanda, aku anak laki2. Aku harap ibu bahagia karenanya.Aku selalu berharap ibu selalu bahagia.
Karena bila kamu sedih, akupun ikut sedih, dan akupun ikut menangis walaupun ibu tdk bisa mendengarnya.

di bulan keempat

Bundaku tersayang, rambutku mulai tumbuh, memang masih pendek dan halus tp akan tumbuh banyak sekali.
Aku telah berlatih lama sekali, sehingga aku bisa menengok, melipat dan meregangkan kaki dan tangan2ku. Aku menjadi ahli dalam hal2 itu.

di bulan kelima

Bundaku tercinta,kamu pergi ke dokter hari ini.
Tp ma, dia bohong kepadamu.Dia bilang kalau aku tidak ada.
TAPI AKU ADA!!!!!
MA.. DENGARLAH AKU, AKU BAYIMU!!
Mommy, apa itu ABORSI???

di bulan keenam

Aku bisa mendengar dokter itu lagi.
Aku tidak suka dia.Dia sangat tidak berperasaan.
Sesuatu datang mengancam rumahku.
Dokter2 itu bilang itu jarum.
Mommy apa itu??? TOLONG, AKU TERBAKAR!!
TOLONG HENTIKAN DIA!!
AKU TIDAK BiSA MELAWANNYA!!
MOMMY!! TOLOOOOONG!!!!!

di bulan ketujuh

Wahai bunda terkasih, aku baik2 saja.
Aku sudah bersama TUHAN, DIA MEMEGANG TANGANKU.
Dan dia telah memberitahuku apa itu aborsi..
Mengapa kamu tidak menginginkanku, Mommy?????

Tahukah kau Ibundaku apa yang terjadi

Satu jantung LAGI yg berhenti berdetak
Dua mata yg tidak dapat lagi melihat dunia
Dua tangan lagi yg TIDAK AKAN pernah memegang
Dua kaki LAGI yg tidak akan pernah bisa berlari dan berjalan
Satu mulut LAGI yg tidak akan pernah bisa berbicara

Pikirkanlah sebelum kau bertindak

dari anandamu yang mengasihimu

Selasa, 24 Agustus 2010

Kasih Ibu Yang Terlihat di Pelupuk Mata Seorang Anak

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang. Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.

Kasih sayang ibu yang secara rutin kita dapatkan tak sadar sering kita lupakan

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ”Ya, tetapi, aku tidak membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu “Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.

“Ada apa nona?” tanya si pemilik kedai. “Tidak apa-apa, aku hanya terharu” jawab Ana sambil mengeringkan air matanya. “Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi, tetapi, ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata, “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang”.

Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.

Seringkali kita menganggap pengorbanan mereka merupakan suatu proses alami yang biasa saja; tetapi kasih dan kepedulian orang tua kita adalah hadiah paling berharga yang diberikan kepada kita sejak kita lahir.

Rabu, 18 Agustus 2010

Mengapa Kita Membaca AlQuran Meskipun Tidak Mengerti Satupun Artinya?




Seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan/area di sebelah timur Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.

Suatu hari ia bertanya pada kakeknya : “ Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya ?

Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, memjawab pertanyaan sang cucu : “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”

Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali “.

Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.

Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.

Kakeknya mengatakan : ”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ” dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata : ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.

Sang kakek menjawab : ”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu .”

Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ” Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an ? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam.


NB : dikutip dari dudung.net

Jumat, 16 Juli 2010

cinta

mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab.
mereka yang bermain dengannya menyebutnya sebuah permainan.
mereka yang tidak memilikinya menyebutnya sebuah impian.
mereka yang saling mencintai menyebutnya takdir.
Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kita kesusahan untuk menguji.
kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-NYA bisa tertanam dalam.

jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya.
alasan yang kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.
mengapa menunggu?
karena walaupun kita ingin mengambil satu keputusan, kita tidak ingin tergesa - gesa.
karena walaupun kita ingin cepat - cepat, kita tidak ingin sembrono.

jika ingin berlari, belajar berjalan dahulu.
jika ingin berenang, belajar mengapung dahulu.
jika ingin dicintai, belajar mencintai dahulu.
pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang memilih apa yang ada.
tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada.
tetap lebih baik menunggu orang yang tepat.
karena hidup terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah, karena menunggu memiliki tujuan yang mulia dan misterius.

bunga tidak mekar dalam waktu semalam, kota roma tidak dibangun dalam sehari.
kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan.
Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.
kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama.
dan penantian kita tidaklah sia - sia.
walaupum menunggu membutuhkan banyak hal, iman, keberanian, dan pengharapan.
penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan.
pada akhirnya, Tuhan dengan segala hikmat-NYA, meminta kita menunggu karena alasan yang penting.